AsiaButterflyTraveler.com- Liburan telah tiba! Rasanya ingin sekali berkata
demikian bukan? Namun, apa daya jika covid-19 ini masih terus berlangsung.
Jangan kan liburan bersama keluarga besar, keluarga kita sendiri saja masih
takut-takut. Gegara baca blog sista Icha mengenai artikel review villa di Batu.
Mengingatkan aku sewaktu liburan bersama keluarga besar dari pihak Mama ke
Batu, Malang, Indonesia.
Namun, kali ini aku tidak
membahas mengenai pertualangan liburan bersama keluarga besar. Melainkan, kisah
ketika aku liburan ke Tioman Island, Malaysia. Ini merupakan kisah lama yang
terjadi di tahun 2017 dan masih teringat jelas lantaran hujan sedang membasahi
bumi gurindam, Tanjungpinang.
Berawal dari salah seorang
teman grup Whatsapp couchsurfing yang merupakan warga negara Malaysia. Nah,
kebetulan kala itu aku ingin liburan ke tempat hal yang berbeda, tetapi santai.
Hingga singkat cerita, aku dikenalkan dengan salah seorang pemiliki Radio di
Kampoeng Mukut, abang Ismi. Lalu, saling berkomunikasi dan ada niatan mau ke
sana untuk liburan dan sekalian melakukan kegiatan sosial. Tidak ada salahnya, mengganti
tema liburan sesekali.
Sebelum hari H, di bulan
Oktober 2017 lalu; seorang teman lama tiba-tiba menghubungi aku. Kemudian, aku
menceritakan rencana aku untuk ke Pulau Tioman. Nah, teman aku ini, sebut saja
sista Ve belum pernah mendengar nama itu! Aku pun juga tahunya dari teman yang
di Malaysia itu.
Add caption |
Ya sudah deh, berbekal NEKAD,
aku dan teman dari Jakarta itu pun menyeberangi lautan Indonesia ke negeri
jiran, Malaysia. Kapal feri dari pelabuhan Sri Bintan Pura ke Pelabuhan
Situlang Laut memakan waktu sekitar lima jam. Kebetulan pula, aku sengaja
mengambil kapal paling pagi. Meski wajah masih lemas, mata mengantuk; semangat dengan
TANTANGAN baru ini terasa membuat hati dan jiwa full energy. Terbanding
terbalik dengan raut wajah yang benar-benar terlihat lelah.
Trouble di Imigrasi hingga Nyasar di Kota Mersing
Begitu tiba di Negara
Malaysia, pasti dong harus ngantri dan mendapatkan STAMP agar bisa masuk ke
negara satu ini. Entah kenapa, passport aku ada sedikit masalah. Untung, kejadian
penuh DRAMA dan lama sekali berada di dalam ruangan imigrasi, karena passport
aku, ada stamp yang tidak terbaca. Hingga pada akhirnya, begitu dijelaskan
secara singkat dan dengan bukti-bukti yang ada. Bawasanya, aku ke Malaysia itu
pure murni JALAN-JALAN dan bukan jadi TKI ilegal. Akhirnya, berbekal dengan catatan
itinerary yang aku tunjukkan. Aku pun berhasil lolos.
Malah bapak imigrasi wong
Malay itu baik hati. Bahkan, beliau menyarankan untuk mencoba pergi ke beberapa
pulau di Tioman Island. Alright, sebelum melanjutkan kisah perjalanan aku ke
Tioman Island. Nggak ada salahnya, memberikan gambaran sedikit mengenai Pulau
Tioman ini! Nah, kalian tahu tidak Kepulauan Riau (Kepri); yang terdiri dari
pelbagai pulau. Dalam satu pulau saja, ada banyak pulau lainnya. Begitu juga
dengan Pulau Tioman ini. Kalau tidak salah di MAP; pulau Tioman ini paling
dekat dengan Pulau Anambas yang masuk wilayah Kepri.
Perjalanan di lanjutkan menuju
terminal Larkin, Johor Bharu. Dari Situlang Laut ke terminal Larkin ini
membutukan waktu sekitar 10 menitan; tergantung kondisi lalu lintas. Usahakan
menggunakan argo ya; soalnya taksi Malaysia itu semua menggunakan argo. Jadi,
nggak ada yang namanya tawar menawar. Kalau pun ada, pasti juga jatuhnya kena
tipu juga hihihi.
Perjalanan ke Kota Mersing ini
lumayan jarak tempuhnya; membutuhkan waktu sekitar tiga jaman. Yah, lumayan
untuk tidur karena sebelumnya kurang tidur. Namun, apa yang direncanakan belum
tentu sesuai dengan realita. Yang ada, aku tidak bisa tertidur! Pasalnya, ini
baru pertama kali aku ke Kota Mersing dan melihat perjalanan menuju kota
Mersing ini sangat “menyeramkan” hutan karet/ sawit di mana-mana. Bahkan,
penumpang tidak sebanyak, ketika aku pergi ke Kuala Lumpur. Alhasil, drama
queen ini tidak bisa tidur dan was=was saja. Maklumlah, teman perjalanan aku
juga bukan seorang traveler. Jadi, ini bagaikan kisah dua orang buta yang ingin
tahu bentuk gajah. Dimana, setiap orang memegang bagian tubuh gajah dan
beranggapan apa yang di pegangnya yang paling BENAR.
Back to story, akhirnya perjalanan yang singkat dan berasa lama itu pun berakhir. Ini
terminal bus kota Mersing benar-benar seperti kuburan. Aku dan teman ku pun tak
tahu harus jalan kaki atau naik taksi. Namun, yang ku tahu sebelum ponsel “tidak
bisa bekerja” lokasi penginapan aku itu tidak jauh dari pelabuhan di Kota Mersing.
Nah, di Kota Mersing ini memiliki dua pelabuhan. Untunglah, sempat baca sebelum
tidur semalam. Jadi, aku tidak kena scam kali ini! Namun, lumayan juga nyasar
mencari penginapan yang sudah di booking via agoda.
Don’t Judge Book under cover!
Benar nggak sih pepatah ini? Namun, sejujurnya, rasa capai dan lelah akibat
traveling dari subuh hingga sore ini. Beneran membuat aku tidak berdaya! Eh,
begitu menemukan hostel yang kita sewa! Aku pun mengurungkan niat untuk
menginap di sana. Pasalnya, lokasi di lantai 3 dan jauh sekali, gelap dan
sempit tangga yang disediakan. Otomatis, drama queen dalam diri pun bereaksi
lagi! Ya sudah lah, tidak apa-apa buang duit! Lanjutkan, mencari penginapan
lain.
Homestay Omar di Kota Mersing
Beberapa kali bolak-balik
waktu mencari penginapan yang sudah aku booking; mata aku selalu memandang
homestay omar satu ini! Jadilah, aku mencoba mencari tahu penginapan satu ini. Pemiliknya
keturunan India; tempat ini memiliki 5 ruangan. Dalam satu ruangan ada yang
memiliki 4 tempat tidur tingkat, dua tempat tidur tingkat dan beberapa hal
lainnya. Sedangkan kamar mandinya sharing.
Harga penginapannya sangat
terjangkau. Cocok untuk kita yang backpackeran atau yang ingin liburan
menghemat duit penginapan. So, setelah membayar dan hanya kami berdua saja
penghuni homestay ini. Kami pun istirahat, mandi dan pasti dong jangan
sia-siakan waktu mu untuk bermalas-masalan. So, kapan lagi bisa balik ke kota
Mersing. Jadinya, kita jalan-jalan melihat beberapa hal yang ada di Kota Mersing
dengan berjalan kaki.
Nah, pertualangan di Kota
Mersing selengkapnya bisa dibaca di blog jejakcantik.com Cuma kalau bagaimana menginap
di Homestay Omar ini. Aku kasih tau ya, sungguh menakutkan! Pasalnya, manusia
itu (dulu aku tipe seperti ini) selalu merasa waspada dan rasa takut yang
berlebihan. Selain takut dengan “manusia jahat”; lebih menakutkan rasa takut
yang diakibatkan oleh bayangan diri sendiri.
Lokasi penginapan Omar ini
berada di jalan raya. Pantasan saja, tidak banyak guest books di penginapan
ini. Mungkin, mereka hanya orang yang nekad dan tidak tahu apa-apa. Kalau di
penginapan ini, setiap malam bakalan susah tidur! Pasalnya, suara kendaraan dan
suara langkah kaki akan terdengar menakutkan. Seakan-akan merusak tidur lelap
kita. Alhasil, aku tidak bisa tidur dan teman aku yang sudah lelah dan memang
dari dulu paling mudah jatuh tertidur membuat aku iri.
Tips Bagi Orang Pembersih yang Menginap di Penginapan Murah
Sejujurnya, aku bukan miss
super cleaner; namun aku selalu mempersiapkan segalanya dengan baik sebelum
berpergian. Apalagi ketika memiliki target budget yang minim. Setiap kali
melakukan perjalanan dengan budget rendah; aku tidak pernah lupa membawa
SLEEPING BAG aku! Setidaknya ini lebih terjamin dibanding menggunakan tempat
tidur; Walaupun sudah diberi seprai, tetapi dirasa kurang bersih. Menggunakan
sleeping bag adalah cara terbaik untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
Jika liburan panjang dan nggak
mau bawa barang berat. Beli handuk yang light dan mudah kering. Jika dana tidak
mencukupi! Aku kasih tips rahasia aku ya. Aku selalu membawa dua kain pantai.
Nah, ini kujadikan handuk. Pasalnya kain pantai ringan, cepat meresap dan mudah
kering. Selain itu, bawa hanger portable, sehingga memudahkan untuk menjemur
pakaian ketika habis berenang atau snorkeling. Tentunya, hanger portable ini
sangat berguna di setiap kesempatan. Mudah dan ringan pastinya!
Jika ditanya, apa masih mau
menginap di penginapan Omar, ketika liburan ke Pulau Tioman? Jawabannya masih
dong hahaha. Tergantung dana yang dimiliki, soalnya ke Tioman Island
itu butuh biaya yang nggak sedikit; kita mesti bayar dua kali sea port tax dan
juga tax untuk terumbu karang.. Apapun itu, ketika hanya butuh tempat untuk
tidur sejenak dan bangun subuh untuk mengejar kapal feri ke Pulau Tioman;
penginapan Omar bisa menjadi alternatif bagi backpacker seperti aku ini!
Be traveler as the way you are
XOXO
Visit my storycitra, kitabahagia, jejak cantik, petunjukhidup, ngerumpi blog
Be traveler as the way you are
XOXO
Visit my storycitra, kitabahagia, jejak cantik, petunjukhidup, ngerumpi blog
seru sekali cerita jalan jalan ke malesianya kak, pengen sekali aku ke sana kria kira kalo ke sana di tahun ini abis berapa ya untuk 4 orang dewasa pulang pergi makan dan inepan.
ReplyDeleteWow menarik, aku baru tahu ini Kota Mersing. Asli baru tahuuu. Hihihi. Seperti nemu dunia baru gak sih sampai di sana. wkwkwk.
ReplyDeleteDi saat takut kayak gitu untungnya masih ada temen ya kak. Meskipun temennya bukan traveler sejati, hihi
ReplyDeletenice info plus nice tips ini Sista Citra.. well noted ya kain pantainya bawa 2 satu untuk dijadikan handuk. Sleeping bag dan portable hanger hmmm... thank youuu.
ReplyDeleteSelalu seru baca pegalaman mbak Citra ,karena ada kisah menarik daripada sekedar jalan-jalan. Saya juga pernah dapat penginapan murah tapi kurang bersih. Masih ada debu di bedcovernya, bikin kapok kesana. Huhuhu
ReplyDeleteNah jujur menginap di penginapan milik orang India itu agak menakutkan, meskipun murah tapi kesannya kayak kita harus waspada banget gitu ya Kak, atau hanya perasaanku saja. Hahaha berpapasan, diajak senyum atau mereka mengucapkan salam saja tingkat kewaspadaan ku dari tiga kali lipat dari biasanya.
ReplyDeleteAku baru kepikiran masalah hanger portable ini loh, kak. Bener juga, ya. Jadi kalo pas mau gantungin pakaian pun enggak ribet nyari gantungan.
ReplyDeleteBaru tahu ada tempat namanya mersing , ternyata emang agak jauh juga ya karena lewatin hutan dan sawit
ReplyDeletewah seru bangeeet bisa ke negera tetangga, jadi pengen segera jalan-jalan nih. kangen beraat. apalagi backpacker, dulu kenal jalan-jalan juga dari backpacker hihi. makasih sharingnya mba, nanti kalau ke mersing tulisan ini jadi panduan nih.
ReplyDeletewah sista Citra aku baca cerita ini jadi ikut deg2an pas baca penginapan lantai 3 dilorong yg sepi..dan ada suara langkah kaki bikinnga bisa tidur..btw sepi sekali kah pulau Tioman itu?
ReplyDeletePergi ke luar negeri dengan budget minim, keren kali Mbak Sis. Saya waktu traveling di luar pulau aja selalu abis duit buat beli-beli. Memang saya travelingnya jarang pakai banget
ReplyDeleteReferensi tempat - tempat liburannya seru - seru,Kak. Pengalaman lahir batinnya jadi super kaya yaa 😍
ReplyDeletewah jadi terinspirasi bawa kain pantai untuk liburan
ReplyDeletebelum pernah kepikiran sebelumnya dan selalu ribet sama handuk basah hahaha
Wah paking kesel emang ya kalo nyangkut di imigrasi. Harusnya dah sampek mana, eh masih di mana.
ReplyDeleteAku beberapa kalo ke Malaysia, tapi dah.lupa ngapain aja di sana, karena waktu itu belum kenal sama sekali dunia blogging, jadi gak kepikiran buat ambil photo dan ngeblog.