AsiaButterflyTraveler.com-Keindahan Bali itu tidak bisa dilupakan begitu saja. Meskipun sudah berlalu dua tahun sejak mengunjungi Bali bersama Mama. Namun, kenangan itu seakan tidak lepas dari pelupuk mata. Ditambah dengan keindahan memori yang dipadukan dengan hasil jepretan photo amatir. Membuat kenangan itu seakan baru kemarin menginjakkan kaki di Pulau Dewata Indonesia itu. Aku baru tahu kalau di Bali memiliki Istana Taman Jepun, gegara baca blog sista Mutia ini. Next, aku bakalan berkunjung ke taman Jepun. Soalnya, aku hanya pernah berkunjung ke Pura Taman Ayun Mengwi Bali.
Keseruan Luar Pura Taman Ayun Mengwi
Ini baru kali pertama aku mengajak Mama liburan. Nah, liburan paling jauh ya di Bali ini. Maklum, Mama belum pernah menginjakkan kaki di Bali; sedangkan aku sudah berkali-kali. Aku pun mengajak Mama ke Bali sekaligus mengenalkan Mama pada “sahabat” dekat aku. Tentu saja, Mama merasa senang sekali. Berhubung, aku sudah berkali-kali ke Bali. Sehingga, apapun yang Mama inginkan, aku ikuti. Jadi, special agenda untuk Mama. Jadinya, aku juga tidak memiliki banyak kenangan photo kali ini hahaha. It’s all about Mama Time.
Mama merasa senang sekali, aku ajak pergi melihat pantai, gunung hingga taman. Kali ini, aku mau menceritakan pengalaman kami sewaktu liburan di Pura Taman Ayun Mengwi Bali ini. Driver sewaan kami untuk sehari explore itu datang menjemput di tempat kami menginap di Fashion Hotel Kuta Legian. Kesalahan besar mengajak Mama menginap di hotel area Kuta, pasalnya macet dan taxi susah sekali di dapat di jam macet; mereka tidak mau menggunakan argo. Sedangkan taxi online banyak menolak, alasannya macet. Jadi, bagi teman-teman yang ingin liburan di Bali untuk pertama kalinya, aku menyarankan jangan stay di area ini. Selain itu, lingkungan ini juga terlalu banyak bar. Paling nyaman stay di area Legiannya saja.
Mobil sudah menanti kami di depan lobi, ketika kami selesai sarapan. Aku dan Mama yang sudah bersiap pergi pun segera menuju lobi. Mobil melaju dengan kecepatan normal. Meskipun, terkadang berhenti lantaran macet. Pada akhirnya Taman Ayun Mengwi ini pun berada di hadapan kami. Aku berbicara pada Pak Supir, kalau kami di sini sekitar satu hingga dua jam saja. Aku maklum, karena Mama tidak terlalu suka berlama-lama di satu spot dengan alasannya capek dan panas. Maklum, Mama tipe orang yang suka ngerumpi atau mengurus bunga di tamannya. Sehingga, kalau urusan jalan-jalan dia gampang sekali hilang mood tanpa sebab hahaha. Beda banget dengan anaknya yang demen jalan-jalan, mungkin aku lebih dominan ke Papa. Kalau alm. Papa aku hobi jalan-jalan.
Rupanya masuk ke dalam Luar Pura Taman Ayun itu sistemnya bergantian atau apalah. Pasalnya, kami di suruh menunggu sebentar sebelum membeli tiket di loket. Kala itu, banyak sekali turis asing yang hendak masuk ke dalam Pura Taman Ayun di Bali ini. Kami menanti dengan sabar, hingga akhirnya kami diizinkan untuk membeli tiket dan membayar harga tiket sebesar Rp10,000 untuk harga domestik. Mereka menarik tarif berbeda untuk wisatawan manca negara. Berbeda dengan monkey forest yang harganya sama baik domestik maupun manca negara.
Berhubung pakaian kami panjang, jadi kami tidak ada halangan untuk masuk ke dalam. Perjalanan yang panjang untuk tiba di Pura. Berhubung banyak yang ngambil photo si spot gerbang pura pertama. Jadinya, kami pergi ke sisi kanan kami. Di sana ada tempat besar, rupanya tempat nyambung eh pertarungan ayam gitu (I don’t know the name). Memang tidak ada ayam asli yang dipertaruhkan di sana kala itu, hanya beberapa patung orang yang sedang melakukan kegiatan tersebut.
Setelah puas menjajaki, aku pun mengajak Mama
ke tempat spot photo tersebut. Kemudian mengambil beberapa photo Mama. Terus
Mama nanya, kamu mau photo nggak; Aku jawab nggak usah. Pasalnya, hasilnya
pasti nyakiti hati hahaha. Soalnya, kemarin waktu ke Danau Batur,
Mama mengambil photo aku tidak seperti permintaan aku. Padahal aku sudah
menjelaskan secara rinci instruksi aku. Dari pada mood aku hilang, mending di
tolak saja niat baiknya Mama.
Kami pun menjajaki Taman Pura
Ayun Mengwi itu dengan riang. Meskipun tidak lama, Mama sudah mengeluh capai
kakinya. Ya sudah, Mama aku carikan tempat untuk istirahat dan aku ingin
explore sejenak. Meskipun, aku ingin menjelajahi lebih jauh. Namun, tidak tega
juga meninggalkan Mama aku seorang diri, di tempat yang sepi. Pasalnya,
beberapa turis yang berada di depan kami sudah menghilang ke beberapa titik.
Mama meminta aku untuk balik saja ke mobil dan melanjutkan perjalanan.
Awalnya, aku sempat kesal sih.
Maklum, biasanya bebas mau kemana saja, kali ini ada “ekor” jadi tidak boleh
egois. Di sini, aku belajar untuk menghargai permintaan orang tua. Maklum,
namanya juga Mama yang tidak terlalu suka jalan-jalan. Kalau pun di ajak ke
Pantai yang ada di Bintan saja, selalu saja banyak alasan untuk menolak ikut.
Apalagi ini di kota orang; bisa berabe hahaha. Apalagi Mama ku ini
orangnya terlalu ramah, bisa bahaya diculik hahaha.
Sejarah Pura Taman Ayun Mengwi Bali
Sebagai daerah yang masyarakatnya beragama Hindu, Bali memiliki banyak Pura yang masing-masing memiliki kekhasan tersendiri. Pura di Bali tidak hanya sebagai rumah ibadah, tetapi juga objek wisata. Salah satunya adalah Pura Taman Ayun. Pura yang terletak di Desa Mengwi, Badung, apabila di pandang dari kejauhan; seolah-olah mengambang di danau.
Dahulu, Pura Taman Ayun adalah Pura ibu (paibon) untuk Kerajaan Mengwi. Pura ini dibangun oleh Raja Mengwi, I Gusti Agung Putu atau Cokorda Camino Blambangan (1690-1722 AD) pada 1634 Saka (sekitar 1710 AD). Pura ini sempat dihancurkan oleh gempa bumi berkekuatan 7 pada skala Richter pada 21 Januari 1917 lalu. Kemudian, Pura ini dibangun kembali pada tahun 1937, Pura ini dikembalikan secara total.
Pura Taman Ayun berdiri di atas lahan seluas 250 x 100 meter lebar parit yang mengelilingi sekitar 10 meter di sisi selatan dan 50-70 meter di sebelah barat dan timur. Berkunjungan ke Pura yang berjarak sekitar 18 kilometer dari Denpasar, pengunjung akan disambut oleh pintu dan jembatan yang menghubungkan ke bagian luar halaman Pura. Di sisi kanan dari pintu, ada diorama Wantilan dengan orang-orang yang mempertaruhkan ayam, sebuah Pura kecil (Pura Luhuring Purnama) dan Bale Pengubengan membangun sembilan relief dewa angin (Dewata Nawa Sanga).
Begitu memasuki halaman tengah, ada ruang Kulkul yang berdiri di sebelah kiri. Dari ruangan ini, pengunjung dapat menikmati pemandangan seluruh kompleks utuh. Wisatawan hanya bisa melihat isi dari candi dari luar. Pasalnya, Pura ini merupakan kawasan suci, hanya digunakan untuk ibadah. Pintu gelung dari pintu masuk utama dari halaman terbuka ketika ada upacara khusus diadakan. Tetapi wisawatan hanya bisa mekigat dari tembok di sepanjang jalan sekitar tembok pembatas dari atrium candi. Dari jalan ini, terlihat sejumlah bangunan dengan atap (Meru) di halaman di kuil ialah gunung Mahameru dikelilingi oleh lautan susu (dilambangkan oleh parit luar candi).
Harga Tiket dan Jam Operasional Taman Ayun Mengwi
Berapa harga tiket yang harus dirogoh untuk bisa mengelilingi Taman Ayun Mengwi ini? Untuk harga tiket domestik atau orang lokal; harga per orang dibandrol seharga Rp15,000. Sedangkan orang asing atau wisatawan manca negara per orang Rp50,000. Plus jika membawa kendaraan roda dua Rp2,000 per motor dan Rp5,000 untuk kendaraan roda empat, khususnya mobil ya. Bus, beda lagi kali.
Jam operasional Taman Ayun Mengwi di mulai jam 08.00 am hingga 06.15 pm waktu setempat. Taman ini berlokasi di Jl. Ayodya No. 10 Mengwi, Kecamatan Mengwi; Kabupaten Badung, Bali 80351.
Map Taman Pura Ayun Mengwi Bali
wah senangnya sista Citra bisa mengajak mama liburan ke Bali..Btw Taman Ayun Mengwi ini ramai juga ya kunjungan turis nya..dulu sy pernah ke Taman Ayun thn 2014 emang rame banget sampe hrs bergantian masuknya..tapi view nya keren ya bagus banget.
ReplyDeleteBanyak pura yang terkenal di Bali ya Mbak, waktu ke Bali tahun 2017 lalu, saya sempat mampir ke Pura Uluwatu. View tebing dan laut dari sana luar biasa keren.
ReplyDeleteJadi ingat mama saya juga, kalau jalan-jalan pasti minta difotoin di berbagai spot dan segala sudut. Jadi bikin lama, tapi kalau lihat ortu senang kan kita jadi ikut senang. Semoga Covid-19 cepat berlalu, pengen jalan-jalan bareng keluarga lagi ^^
ReplyDeleteKak citra salam buat mamanya ya, seru banget ya liburan dan membahagiakan mama begini. Jadi inspirasiku nih liburan berdua me time gini, kapan lagi ya kan?
ReplyDeleteWah keren ya Sis Citra... ke Pura Taman Ayun bareng mamanya, pastinya beliau gembira sekali sampai tersenyum indah ya... Btw HTM nya murce ya, 10k udah bisa menikmati keindahan tamannya
ReplyDeletewah dari dulu tuh wisata bali selalu lekat sama budayanya ya. apalagi pura-nya. dimana-mana ada pura. dulu pas ke bali pertama kali norak banget dan kagum sama asrinya bali. jadi kangen nih jalan-jalan ke bali lagi.
ReplyDeleteBaca tulisan kak citra, bikin jiwaku berteriak ingin piknik yang jauh, hehe. Sampe speechless karena pengalaman kak citra jalan ke Bali itu loh, banyak banget. Kaya enggak ada abisnya. Malah kupikir kak citra tinggal di Bali.
ReplyDeletedulu tuh pernah bawa ponakan masih kecil banget ke pura taman ayun ini pas siang bolong hihihi
ReplyDeletekasian juga ponakan, keringetnya sampe tumpeh-tumpeh
Mamanya kelihatan bahagia banget, kak. Tampak dari pose-pose beliau di foto. Sehat selalu untuk Mama, Kak
ReplyDeleteBeruntung banget kak Citra bisa bawa jalan-jalan mama ke Bali. Aku masih memintal doa terus biar bisa bawa mama pergi ke Mekah kak.
ReplyDeleteDulu pernah ke pantai sama mama. Saat itu anakku masih satu. Mama senang sekali main air sampe lupa waktu.
Memori itu kepengen diulang lagi tapi masih keadaan begini. Ya bersabar saja lah dulu ya kak
Kaaak, aku menangis baca tulisan ini. Gustiii pengen banget bisa ngajak mamakku jalan-jalan seperti Kak Citra gini. Wajah mama Kak Citra kelihatan bahagia. Sehat selalu ya Mbak dan Mmaa.
ReplyDeletePengalaman ini pasti akan mama catat dengan bahagia di dalam hati ya, Kak. Saya singgah ke Pura Taman Ayun tahun 2013 silam. Tempatnya sejuk, asri, dan bangunannya terawat rapi.
ReplyDeleteSenang ya rasanya bisa liburan sama mama atau keluarga, aku juga kepikiran untuk berlibur bawa keluarga tapi ke candi borobudur dan prambanan aja yang dekat dari rumah
ReplyDelete