AsiaButterflyTraveler.com-Boleh kah aku bermimpi? Mimpi menikmati hidup,
membuat pelbagai kisah menarik ketika melakukan pertualangan singkat. Ada
banyak impian pada masa remaja dulu, yakni liburan keluar negeri. Impian setiap wanita, menikmati waktu bersantai di negeri orang. Ada banyak hal yang harus
dipersiapkan, termasuk urusan dokumen resmi paspor, visa dan pastinya dana.
Namun, bagi aku yang tidak memiliki banyak dana. Liburan ke Bali pun berasa
ke luar negeri.
Entah sejak kapan, aku jatuh
CINTA pada Bali. Dari kecil, aku selalu mendengar orang menyebut Bali sebagai
paradise Indonesia. Apakah benar seperti
itu? Apa bisa saja orang terlalu membesar-besarkan pulau dewata itu! Pucuk
dicinta ulam pun tiba. Maknanya adalah mendapatkan sesuatu lebih dari apa yang
diharapkan. Aku pun beberapa kali menginjakkan kaki di Bali,
Bagi aku yang tinggal di
kepulauan, liburan ke Jawa adalah sesuatu yang MAHAL. Lebih murah dan hemat
untuk liburan ke negeri tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Namun, ada
hasrat untuk bisa menikmati liburan ke Bali dan akhirnya aku pun berhasil menginjakkan
kaki di Pulau Dewata tersebut. Sungguh hati ini rasa SENANG dan GEMBIRA.
Youtube Channel Citra
Pandiangan
Liburan ke Bali Rasa Luar Negeri
Bagi teman, tentu judulnya
terlalu lebai. Namun, tidak bagi diri aku sendiri! Pasalnya, liburan ke Bali
itu rasanya seperti liburan keluar negeri. Mulai dari harga tiket Pulang Pergi
saja bisa mencapai 4,000,000 IDR. Persiapan penginapan, makan dan biaya
transportasi; mau tidak mau pasti harus sewa mobil untuk discover Bali. Maklum,
di Bali susah kendaraan umum untuk ke tempat wisata yang dituju, berbeda dengan
Singapura yang ada bus dan MRT yang bisa digunakan dengan bebas dan biaya
murah.
Harap di maklumi, aku yang
sampai sekarang ini masih trauma untuk membawa kendaraan roda dua. Padahal jika
menggunakan roda dua, biaya transportasi bisa ditekan jadi lebih murah meriah.
It’s o.k asal selamat dan menikmati perjalanan dan liburan pun jadi
MENYENANGKAN. Bukan kah itu yang ditunggu-tunggu! Menikmati tiap waktu, tanpa
takut tersesat dan menghabiskan waktu di perjalanan.
Dari Laut, Gunung hingga Sawah Tersedia di Bali
Apa sih istimewanya Bali itu? Bagi
aku yang masih warga negara Indonesia. Bali itu unik dengan beragam “paket
wisata” yang bisa dinikmati mulai dari pemandangan laut, gunung hingga sawah
tersedia di Bali. Dalam satu Pulau, semua ada! Bahkan harga buah-buahan di Bali
itu sangat terjangkau dan segar. Pasalnya, di beberapa titik di Bali ada pelbagai
perkebunan. Meskipun aku harus jujur; aku belum pernah pergi ke wisata
perkebunannya. Bahkan perkebunan yang famous itu, kopi luwak.
Youtube Channel Citra Pandiangan
Namun menikmati “buah lokal”
hasil panen petani di Bali itu sungguh nikmat. Memetik buah jeruk, ketika
menuju gunung Batur. Sungguh menyenangkan, meskipun belinya hanya sekilo dan
dua kilo. Sensasi tersendiri itu pun ada. Maklum, aku termasuk orang yang lahir
di kota dan tidak pernah pergi ke kebun yang luas. Paling banter, kebun di
samping rumah yang ditanami pohon singkong.
Uniknya perkebunan di Bali
ini, di setiap lokasi selalu berbeda. Ada perkebunan khusus strawberry, ketika
kita ingin pergi ke Bedugul. Namun sayangnya, belum pernah sekali pun tertarik
untuk berhenti dan masuk ke dalam kasawasan perkebunan yang dirancang untuk
wisata. Aku lebih suka menikmati waktu makan siang sambil memandang pemandangan
gunung Batur yang terkenal itu di Bali.
Sehabis menikmati waktu
bersantai dan bersantap makanan yang disajikan prasmanan. Perjalan pun
dilanjutkan untuk menikmati waktu bermanja di SPA yang terkenal yang masih satu
kawasan di daerah Ubud. Namun sayang, dari kemarin mencoba menghubungi nomor
telepon salah satu SPA yang rekomendasi tersebut di internet. Tidak ada
jawaban! Akhirnya memberanikan diri datang tanpa booking terlebih dahulu.
Sayang, full booked alias sudah penuh orang yang mengantri untuk
mendapatkan sensasi perawatan tubuh dengan pemandangan sawah yang elok.
Berhubung, lokasi hotel tempat aku menginap berada di kawasan Kuta, yang
terkenal dengan pemandangan PANTAI-nya. Jadi, aku luangkan waktu sejenak untuk
berjalan-jalan. Apalagi driver yang aku sewa, entah sedang kemana. Maklum, aku
pikir aku akan menghabiskan waktu dua jam, sejam antri dan sejam menikmati
sensasi massage (pijatan).
Ya, impian itu hanya tinggal
impian saja. Namun, sungguh tidak sia-sia datang ke lokasi tersebut. Soalnya
pemandangannya indah dan angin semilir, serta udara yang sejuk membuat aku
beneran terasa santai dan menikmati setiap waktu. Serta melakukan sedikit “olahraga”
jalan-jalan untuk mengeksplor lokasi tersebut. (maaf, SPA-nya nggak bisa
disebutkan, soalnya lupa namanya. Ntar, kalau ingat di buat artikel khusus hahaha).
Sawah Bali Kenapa Eksotis?
Sudah pernah ke sawah? Pasti
jawabannya sudah! Pernah melihat pemandangan sawah di Bali? Pasti jawabannya
pernah pada postcard (kartu post) pada masa kita kanak-kanak atau remaja bukan.
Pemandangan sawah di Bali memang terkesan eksotis dan seperti tingkatan tangga
yang menarik untuk dijadikan landscape photography.
Memang sawah Bali eksotis
sekali bagi aku, namun sayang beberapa orang yang berada di beberapa tingkat di
sawah Bali di daerah Ubud tersebut, yang terkenal itu mereka MENYEBALKAN.
Sebelum masuk ke sawah tersebut, mobil beserta driver stop di tempat khusus dan aku harus membayar tiket masuk ke
lokasi sawah tersebut. Kala itu, tahun 2018 lalu, harga masuk sebesar 10,000
IDR.
Eh, di beberapa tingkatan ada
beberapa orang menunggu dan meminta sumbangan. O.K pada tingkatan pertama aku
kasih, tingkatan kedua. Aku sudah tidak punya uang kecil, o.k aku bisa lewat.
Namun, pada tingkatan teratas. Aku tidak diijinkan lewat oleh mereka (orang
yang meminta sumbangan). Alasannya, karena aku tidak mau memberikan uang.
Padahal, aku sudah jelaskan, aku sudah kasih di bawah, Mereka bilang TIDAK
SAMA; BERBEDA. Pokoknya maksa banget! Makanya, sampai sekarang aku ifeel banget
ke lokasi tersebut! Nggak ada keinginan balik menginjakkan kaki untuk tracking
atau apapun. Pasalnya, mereka itu seperti spammer bagi wisata lokal. Sedangkan,
wisata manca negara mereka nggak memaksakan kehendak; ketika mereka memberi
atau tidak memberi sumbangan. Rasanya KESAL banget!
Kebetulan kala itu, aku pergi
dengan teman orang asing; mereka memanggil nama aku dan menanyakan alasan
kenapa aku tidak melanjutkan perjalanan. Aku jawab, aku di tahan dan tidak
boleh melanjutkan perjalanan; karena aku tidak mau memberi uang pada mereka
dengan kedok “sumbangan.” Melihat aku bersama rombongan wisatawan asing, mereka
mengizinkan aku masuk! Bahkan, minta maaf. Coba bayangkan saja, jika aku pergi
sendiri dan tidak mau memberi sumbangan. Bagaimana nasib aku? Rupanya, seorang
teman yang aku suka menyebutnya pejuang weekend, juga mengalami nasib yang naas
dengan “scammer” di Bali. Dia bahkan enggan menginjakkan kaki di Bali lagi! Padahal,
dia itu baru pertama kali liburan ke Bali. Waduh, kalau aku nggak maunya ke
spot itu saja. Kalau spot lain, mereka nggak ada pemaksaan seperti di lokasi
sawah bertingkat ini!
Youtube Citra Pandiangan Jimbaran Beach
Pemandangan Pantai Kuta Bali yang menghipnotis
Baca juga:
Sudah bukan rahasia umum lagi,
pemandangan sunset alias matahari terbenam di Pantai Kuta sangat mempesona.
Golden light itu seperti menghipnotis orang yang berada di lokasi Pantai Kuta
dari ujung sampai ke ujung. Sinarnya mempesona, gelombang lautnya terdengar.
Riuh rendah suara bahagia rombongan menikmati pemandangan matahari terbenam itu
merupakan suatu momen ajaib tersendiri.
Aku suka duduk termenung
seorang diri, melihat gerak-gerik mahluk hidup yang bernama MANUSIA itu ketika
mereka menikmati kebahagiaan di bawah sinar keeamasan matahari di sore hari.
Bahagia itu memang sangat sederhana, sesederhana senyuman yang bisa merekah di
wajah tanpa paksaan! Tulus dan nyaman, sebab rasa empati, rasa syukur, rasa
galau bisa lenyap; ketika menikmati senja di Pantai Kuta, Bali.
Menurut kamu, bagaimana cara
menikmati liburan ala kadarnya, berkesan walaupun tidak mewah. Liburan ala
pergi keluar negeri, padahal masih di Indonesia! Adakah rahasia tersendiri
dalam menikmati liburan seorang diri atau pun bersama pasangan, bahkan
keluarga? Yuk share is caring! Sama
halnya aku berbagi pengalaman suka dan duka ketika liburan ke Bali.
The MAP of Bali
Be traveler as the way you are
XOXO
Visit my storycitra, kitabahagia, jejak cantik, petunjukhidup, ngerumpi blog
Walau belum pernah ke Bali, tapi seresa diajak jalan-jalan baca artikel ini 😁. Tapi ternyata di balik keindahan alamnya ada saja ya oknum yang memaksa meminta sumbangan seperti itu. Apa lagi yang dirugikan wisatawan dari negri sendiri. Duh, mesti segera ditindak pemerintah setempat tuh. Kalau nggak, orang bisa kapok ke sana. Yang belum pernah jadi malas ke sana. Ckckck.
ReplyDeleteYa Allah.. scammer ini merugikan banget bagi pariwisata Bali kak. Ini bisa mencoreng nama baik dan juga bikin kapok orang yang berlibur ke Bali
ReplyDeletePerjuangan banget ya Kak untuk bisa sampai di Bali. Tetapi terbayarkan ya dengan apa yang dinikmati. Saya juga belum pernah ke Bali. Semoga suatu saat bisa sampai di sana.
ReplyDeleteBaca ini jadi berasa jalan-jalan ke Bali. Dan ternyata buah-buahan di sana harganya murah ya. Ya ampun, harusnya Bekasi juga gini nih, perbanyak kebun buah daripada banyakin perumahan. Huhuhu buah di sini mehong mehong soalnya, kak.
ReplyDeleteWah ada pemalakan di destinasi wisata Bali? Btw itu lokasi persawahannya dimn kak? Pengalaman sy klo mau sewa driver plus mobil cari yg rekomend dari testimoni dari yg udh pernah pake jasa driver kak. Spti pascsy liburan ke Bali awal thn sy sewa driver plus mobil atas rekomend teman kntr dan si driver ini tau persis kondisi destinasi yg akan kami kunjungi. Bahkan si driver dengan senang hati mengawal kami spya ga dipalakin sama oknum tak bertanggung jawab di tmpt destinasi.
ReplyDeleteAku tahu dong kenapa jatuh cinta dengan bali, karena kak citra pernah tinggal di bali-k-papan kan 🤣🤣🤣
ReplyDeleteBtw scammer di negeri sendiri lebih menjengkelkan ya kak. Serius kog tega gitu. Noted aku sekarang kemana-mana selalu menyediakan uang kecil kak, buat pengamen atau apalah itu. Ikhlasin aja lah 1000-2000 nah kalau lebih dari segitu mayan menyebalkan juga sih ya
Kak Citra... saya pernah baca di bukunya Berit Renser yg asal Estonia. Dia cerita lucunya kl orang Indonesia piknik ke mana gitu, tarif hotelnya bs dimahal2in tp kl turis apalagi turis backpacker an bs murah banget, hihi... aneh ya... anyway makasih sudah ngeshare tulisan ini beserta foto2 ciamiknya apalagi sunsetnya yg aduhai ituu...
ReplyDeletePernah liburan ke ubud selama 5 hari, tapi gK ke area sawahnya sih, cuma lewatin aja waktu mau makan di restoran organik (duh lupa namanya). Moga gak kapok ke Bali ya kak, meski sempet kena scammer.
ReplyDeletesukaa banget main-main ke Bali. udah lama banget enggak kesini. bener nih mau gunung, laut dan sawah semua ada di Bali. lucunya gunungnya deket sama laut hihi. bikin nganenin Bali tuh, semoga pandemi cepat berlalu dan bisa segera ke Bali hehe
ReplyDeleteSaya juga pernah ke Bali sekali Mbak, tahun 2017 waktu itu, dan itupun karena ada urusan kampus. Wisatanya sambil-sambilan. Karena memang berwisata bukan tujuan utama jadi cuma bisa mengunjungi beberapa destinasi saja
ReplyDeleteSaya punya kesan berbeda tentang wisata di Bali. Adat istiadatnya mengikat utk orang2 lokal, tapi sangat bebas utk wisatawan mancanegara. Berkali2 saya lihat turis2 mancanegara duduk tidak sopan di kursi2 kafe. Seharusnya kan aturan2 kesantunan tetap diterapkan pada siapa pun yg datang bukan hanya utk orang2 adat saja. Dan ini baca pengalaman Kak Citra ttg sumbangan. Makin enggan saya kembali wisata ke Bali.Yang mengesankan hanya museum Blanco saja. 😁
ReplyDeleteKe Bali kalau belum ke Pantai Kuta tuh rasanya seperti belum ke Bali hihhi
ReplyDeleteMemang ga salah kalau Bali jadi destinasi wisata dunia
Aku pernah juga ke bali itupun sedah sangat lama sekali yaitu waktu sma dan ke bali bukannya liburan tapi di sibukan buat tugas akhir di sana, tapi memang di bali tempatnya sangat bagus dan banyak turis di sana
ReplyDelete